Browse » Home » Menarik » Arab Saudi Berharap Jam Raksasa Akan Tetapkan Waktu Mekkah
Umat Islam di seluruh dunia bisa menyetel jam mereka ke waktu baru bila jam terbesar di dunia mulai berdetik di puncak sebuah gedung pencakar langit di kota suci Mekkah.
Arab Saudi berharap keempat wajah jam baru tersebut, yang terlihat di Masjidil Haram Mekkah dari gedung yang merupakan bangunan tertinggi kedua di dunia, akan menetapkan Mekkah sebagai suatu standar waktu pengganti Greenwich meridian.
Jam tadi ditargetkan mulai beroperasi dengan masa ujicoba tiga bulan pada pekan pertama bulan suci Ramadan atau 12 Agustus, menurut kantor berita Saudi SPA.
Jam itu memiliki empat wajah berkilauan selebar 46 meter yang terdiri atas ubin gabungan teknologi tinggi, sebagian dihiasi dengan emas, dengan posisi lebih 400 meter di atas komplek Masjidil Haram.
Tinggi menara itu mencapai 601 meter, ungkap SPA. Pada situsnya, Premier Composite yang menangani bagian atas termasuk bagian atas berkilauan yang ditenggeri bulan sabit keemasan, menyebutkan rencana tinggi menara itu 590 meter.
Dengan begitu, gedung tadi akan menjadikannya sebagai bangunan terjangkung kedua di dunia -- lebih tinggi daripada pencakar langit Taiwan, Taipei 101 yang tingginya 509 meter. Tapi menara Saudi tersebut masih lebih rendah daripada Burj Khalifa, gedung berketinggian 828 meter yang diresmikan di Dubai pada Januari lalu.
Rampungkan
Menurut SPA, kira-kira 250 "pekerja Muslim berkemampuan tinggi" tengah merampungkan pekerjaan pengelasan pada bingkai jam tadi.
Memiliki diameter lebih lebar enam kali lipat daripada jam termasyhur di London, Big Ben, jam tadi dilengkapi tulisan "Dengan Nama Allah" dalam bahasa Arab dengan huruf-huruf raksas di bawahnya dan akan diterangi dengan dua juga lampu LED.
Sekira 21.000 lampu warna putih dan hijau, yang dipasang pada bagian atas jam tadi, akan menyorotkan cahaya sejauh 30 kilometer untuk mengisyaratkan lima shalat wajib satu hari satu malam.
Pada kesempatan khusus Muslim, 16 baris lampu vertikal akan memancarkan cahaya sekira 10 kilometer ke angkasa. "Semua orang tertarik untuk melihat jam itu, kendati tidak ada informasi memadai tentang jam tersebut, dan mekanismenya," papar warga Mekkah bernama Hani al-Wajeeh.
"Kami di Mekkah berharap menjadi zona waktu pusat dunia, dan tidak hanya memiliki jam untuk dilihat-lihat, untuk dipamerkan," ucapnya.
Pengembang komplek tujuh menara masif Abraj al-Bait selama ini merahasiakan rincian tentang jam itu, tapi kini sudah terlihat jelas, dihiasi lambang negara Saudi.
Operasi
Mohammed al-Arkubi, selaku manajer Royal Mecca Clock Tower Hotel pada bangunan di bawahnya, mengatakan instalasi jam tersebut, keempat wajahnya yang dibuat oleh perusahaan Dubai milik Jerman, Premiere Composite Tecknologies, merupakan suatu "operasi raksasa."
Jam itu mencerminkan suatu tujuan oleh sejumlah Muslim untuk menggantikan standar waktu universal berusia 126 tahun -- yang pada awalnya bernama Greenwich Mean Time (GMT) -- dengan Mecca mean time (MMT).
Dalam sebuah konferensi di Doha pada 2008, para ulama dan sarjana Muslim mengajukan berbagai argumentasi "ilmiah bahwa waktu Mekkah adalah global meridian yang sebenarnya. Mereka mengatakan Mekkah adalah pusatnya dunia sedangkan standar Greenwich itu diterapkan oleh pihak barat pada tahun 1884.
Dibangun dengan dana yang dikendalikan pemerintah, komplek itu terdapat di tujuh menara raksasa di atas sebuah podium masif. Enam terdapat di antara lantai 42 dan 48, dan pada bagian tengahnya adalah letak menara jam, yang terlihat hampir dua kali tinggi menara-menara lain.
Imbangi
Lagipula, keseluruhan komplek tersebut, dengan 3.000 kamar hotel dan apartemen, sebuah pusat shopping lima tingkat dan ruang shalat dan konferensi sangat luas, akan memberinya ruang lantai 1,5 juta meter persegi, ungkap para arsitek dan laporan industri konstruksi.
Pada ukuran itu, ruangan tadi akan mengimbangi tiga terminal terbaru di Dubai International Airport untuk gedung terluas di dunia.
Komplek tersebut akan memiliki tiga hotel top-class, Fairmont, Raffles dan Swiss Hotel. Komplek itu juga akan memiliki ratusan apartemen mewah, yang kebanyakan dirancang memiliki pandangan langsung ke Masjidil Haram.
Proyek itu merupakan bagian rencana pemerintah Saudi untuk mengembangkan Mekkah agar mampu menerima sekira 10 juta jemaah haji setiap tahunnya, naik dari kapasitas tiga juta dewasa ini.
Hal itu diperlukan untuk mengakomodasi meningkatnya populasi global Muslim, yang punya kewajiban menunaikan ibadah haji ke Mekkah sekali seumur hidup, jika mampu.
Pada puncak musim haji, menurut arsitek Dar al-Handasah, komplek tersebut diharapkan mampu menampung 65.000 orang.
Jam tersebut akan menjadi fokus perhatian. Tangga berjalan akan membawa para pengunjung ke atas ke sebuah balkon luas tempat menikmati pemandangan di bawah wajah-wajahnya, dan juga tempat observatorium bintang dan museum Islam empat tingkat. (afp/bh)
sumber : http://www.analisadaily.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar