Dayung ini ditemukan di lahan berlumpur di Changnyeong, 240 kilometer tenggara Seoul, kata Gimhae National Museum seperti dikutip dari Yahoo.
“Dayung ini benar-benar langka, tak hanya di Korea Selatan namun di seluruh dunia,” kata Yoon On-Shik, peneliti musium.
“Kami harus memeriksa artefak China untuk memastikan apakah dayung ini merupakan yang tertua di dunia.”
Salah satu kapal tertua atau artefak yang berhubungan dengan dayung ini ditemukan di provinsi Zhejiang China pada tahun 2005 dan diyakini berasal dari delapan ribu tahun lalu. Dayung ini ditemukan secara utuh dengan panjang 1,81 meter.
“Dayung ini tersimpan dengan baik karena lapisan lumpur menghalangi oksigen merusaknya,” kata Yoon.
Dayung ini ditemukan pada 11 Agustus di sebuah situs saat para ahli menemukan fragmen kapal mirip kano delapan ribu tahun dengan panjang 13,1 kaki (4 meter) pada 2004.
Dayung dan kapal ini terbuat dari kayu pinus, kata Yoon. Hal itu mengindikasikan mungkin ada bentuk perdagangan zaman neolitik menggunakan kapal antara Jepang dan jazirah Korea.
“Dengan perangkat ini, kami dapat menggambarkan perdagangan antara jazirah Korea dan Jepang, teknik berlayar dan gaya hidup masa itu,” kata Yoon.
Arkeolog Jepang menemukan dayung dan diperkirakan berasal dari enam ribu tahun lalu di pesisir Laut Jepang pada 1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar