Dengan Informasi Ini Mudah-mudahan Anda Dapat Mengenali Lebih Jauh Hal Yang Menarik Di Dalam Bumi Kita

Pengikut

Translite Into

Gurita Berkepala Manusia Mirip Alien

Browse » Home » , » Gurita Berkepala Manusia Mirip Alien

Bookmark and Share

* Menangis saat Direbus Dalam Kuali

Saat diirebus dalam kuali, satu di antara belasan gurita muncul ke permukaan. Kepala gurita itu menyerupai wajah perempuan dewasa. Matanya berair seperti sedang menangis. Warga meyakini makhluk itu sebagai gurita kutukan.
RIBUAN orang berbondong-bondong mengunjungi rumah kontrakan pasangan Herman (45) dan Nita (42) di Kelurahan Berok Nipah, Muara Padang, Kecamatan Padang Barat. Lingkungan sekitar rumah itu berubah bak pasar dadakan sejak Minggu siang hingga Senin (5/1/2009) sore.

Tidak hanya penduduk sekitar dan warga dari Kota Padang. Pengunjung juga datang dari kota-kota lainnya seperti Batusangkar dan Pariaman. Mereka datang untuk melihat langsung gurita yang memiliki wajah mirip manusia atau bahkan lebih mirip alien alias makhluk luar angkasa.

“Sampai dinihari masih ada warga yang datang melihat. Mereka mengetuk pintu rumah agar bisa melihat gurita berkepala manusia ini,” ujar Nita saat dikunjungi Tribun, Senin ( 5/1/2009 ) siang.

Gurita tersebut ditangkap suaminya bersama nelayan lainnya di perairan Sauban Mentawai pada Minggu (4/1/2009 ) pagi. Gurita tangkapan tersebut dibongkar di Batang Arau, sekitar pukul 10.00. “Saat dibongkar dan saya bawa pulang, bentuknya tampak biasa-biasa saja. Ini memang gurita aneh,” ujar Nita.

Nita mengatakan, rencananya hewan air tersebut akan dijadikan santapan siang bersama keluarga. Sebelum digoreng, biasanya gurita direbus terlebih dahulu. Namun, niat untuk menyantap sirna tatkala gurita itu berubah bentuk  setelah direbus selama beberapa saat.

Kepalanya berubah menjadi mirip kepala manusia, lengkap dengan sepasang mata dan hidung, namun tidak memiliki mulut seperti manusia. Nita maupun suaminya mengaku tak pernah mendapat mimpi atau firasat aneh setelah gurita berkepala mirip manusia itu ada di rumahnya. Hanya saja, saat merebus gurita untuk makan siang, ia sempat mendengar suara tangis bayi.

“Awalnya saya pikir itu tangis bayi tetangga. Tapi setelah saya ingat-ingat benar, di kawasan tempat tinggal saya tidak ada tetangga yang memiliki bayi,” ujarnya.

Rasa penasaran juga yang mendorong Nita mencari di mana sumber suara tangis bayi tersebut. Pencarian Nita berakhir di dapur. Dari dapur suara tersebut semakin keras terdengar. Nita baru tersentak saat melihat kuali tempat gurita tersebut direbus.  “Kepalanya muncul di tengah kuali, seperti orang minta tolong dan tampak bergerak-gerak,” tutur Nita.

Dari sepasang matanya sesekali mengeluarkan air. Dia seolah sedang menangis. Sebagian warga percaya, gurita tersebut merupakan gurita kutukan. Air yang keluar dari mata gurita tersebut disimbolkan sebagai ungkapan sedih atas kutukan tersebut.

Bila diamati seksama, wajah gurita itu mirip wajah perempuan dewasa. “Saya berinama gurita tersebut Siti Nurbaya karena bentuknya seperti perempuan,” ujar Nita.

Rezeki nomplok
Meskipun saat ini gurita tersebut telah mati, namun sejak Minggu siang hingga Senin sore, warga terus berdatangan untuk melihat keanehan itu. Kesempatan tersebut dimanfaatkannya untuk mengumpulkan sumbangan dengan menyediakan kotak kardus.

Sudah ada yang menawar hendak membeli gurita tersebut, namun Nita menolak. “Saya belum berniat menjualnya, saya akan merawat hewan air ini ibarat merawat keluarga. Pengunjung yang ingin melihatnya, silakan saja, sumbangan hanya bersifat sukarela,” ujar Nita.

Tidak hanya Nita yang ketiban rezeki. Warga sekitar yang tinggal di kawasan yang padat tersebut juga mendapat rezeki  bak durian runtuh. Selain dari parkir kendaraan sepeda motor, juga dari beberapa kantong sumbangan yang disediakan. Sebelum sampai ke rumah Nita, mulai dari jalan Muara, setidaknya ada tiga pos kantong sumbangan yang mesti dilewati pengunjung.

Pos pertama di mulut gang, bagi pengunjung yang menggunakan sepeda motor dikenakan uang parkir sebesar Rp 1.000. Selanjutnya, tidak beberapa jauh dari lokasi ada pos sumbangan sukarela untuk masjid. Kantong sumbangan terakhir disediakan di rumah Nita.

Tak hanya gurita asli, foto-foto gurita yang dijual di sepanjang gang sebelum sampai di rumah Nita juga laku keras bak kacang goreng. Harganya beragam, mulai dari Rp 3.000 untuk ukuran 4R dan Rp 20 ribu untuk ukuran 10R. Menurut Buyung (26), seorang penjual foto gurita, sampai Senin siang, ia sudah mengantongi uang lebih dari Rp 100 ribu dari penjualan foto tersebut. “Fotonya laku keras. Perbandingannya dari 10 pengunjung yang datang, enam di antaranya pasti membeli,” ujar Buyung kepada Tribun.

Tidak hanya foto, pengunjung yang datang pun saling berebutan untuk mengambil foto gurita yang dipajang di depan rumah Nita. Ada yang menggunakan foto saku, ada juga melalui ponsel.

Praktis desak-desakan antara pengunjung yang antusias, membuat beberapa pengunjung ada yang kehilangan ponsel di lokasi lantaran pencopet pun tak mau membuang kesempatan emas itu. (youngster twin)

sumber : http://eddymesakh.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails
 
Blog Doer © Isi Bumi Kita
Kunjungi | Isi Bumi Kita | Pengetahuan Seputar Bumi